Menjaga Kebersihan, Menjaga Sejarah: Peran DLH Kota Blitar di Kawasan Heritage

Kota Blitar dikenal bukan hanya sebagai kota perjuangan, tetapi juga sebagai kota yang sarat dengan nilai sejarah. Di setiap sudutnya, terdapat jejak masa lalu yang mengingatkan kita pada perjuangan bangsa. Dari kawasan makam Bung Karno hingga bangunan-bangunan kolonial di sekitar alun-alun, semua menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini. Namun, menjaga warisan sejarah bukan hanya soal melestarikan bangunannya, melainkan juga menjaga kebersihan lingkungannya. Di sinilah peran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar menjadi sangat penting.

DLH Kota Blitar memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan kawasan heritage tetap bersih, tertata, dan nyaman bagi masyarakat serta wisatawan. Lingkungan yang bersih tidak hanya menciptakan keindahan visual, tetapi juga memperkuat citra kota sebagai destinasi wisata sejarah yang ramah lingkungan. Melalui berbagai program kebersihan, DLH berupaya menanamkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan sama artinya dengan menjaga sejarah.

Salah satu upaya nyata DLH adalah dengan memperkuat sistem pengelolaan sampah di kawasan bersejarah. Di area sekitar Makam Bung Karno, Museum Bung Karno, dan sepanjang Jalan Merdeka yang dikenal sebagai koridor heritage, petugas kebersihan dikerahkan setiap hari untuk menjaga agar area publik tetap rapi. Tempat sampah tematik juga disediakan agar pengunjung lebih mudah berpartisipasi dalam menjaga kebersihan. Tidak hanya itu, DLH juga menggandeng komunitas lingkungan dan sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan “Aksi Bersih Heritage” secara rutin.

Selain menjaga kebersihan fisik, DLH Kota Blitar juga mengedepankan edukasi lingkungan. Melalui program “Sekolah Adiwiyata” dan kampanye bertema Blitar Bersih Berbudaya, masyarakat diajak memahami bahwa pelestarian kawasan heritage tidak bisa dilepaskan dari perilaku peduli lingkungan. Kegiatan seperti daur ulang, penghijauan, dan pengurangan sampah plastik menjadi bagian dari gerakan kolektif untuk menjaga warisan sejarah secara berkelanjutan.

Dengan semakin meningkatnya kunjungan wisata ke kawasan heritage, tantangan kebersihan pun bertambah. DLH menanggapinya dengan inovasi seperti penggunaan armada pengangkut sampah ramah lingkungan serta sistem pemantauan kebersihan berbasis digital. Langkah ini tidak hanya mempercepat penanganan, tetapi juga menunjukkan komitmen Kota Blitar menuju kota hijau yang berwawasan sejarah.

Pada akhirnya, menjaga kebersihan kawasan heritage bukan hanya tanggung jawab DLH semata, tetapi juga kewajiban bersama seluruh warga Blitar. Setiap langkah kecil—seperti tidak membuang sampah sembarangan atau ikut kegiatan bersih-bersih—adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan jati diri kota. Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Blitar dapat terus mempertahankan keindahan dan nilai sejarahnya sebagai kota yang bersih, berbudaya, dan berkarakter.